"Saya Hafizh Al-Qur'an, Istriku selingkuh"

Advertisement
Saya Hafizh Al-Qur'an, Istriku selingkuh
ilustrasi (kabarnutizen)
Islampedia - Ini sebuah kisah nyata yang terjadi satu tahun lalu. Seorang suami, hafizh al-Qur’an 30 juz. Sang lelaki asal Sumatera. Istrinya dari Bunda Kota Jakarta. Lantaran terpukul hatinya, ia menceraikan istrinya yang selingkuh. Bagaimana asal mula perselingkuhan terlaknat itu? Semoga Allah Ta’ala melindungi keluarga kami dari bisikan setan yang amat terkutuk.

Fulan, sebut saja demikian, sangat bertersanjung dengan pernikahannya. Semua terasa indah dalam cinta yang penuh keberkahan, pernikahan. Kedua anak Adam ini dapat memadu kasih dengan pujaan hatinya, tanpa batas, sepanjang waktu. Bahkan, apa yang mulanya haram serta menjijikkan, seusai akad nikah menjadi ibadah unggulan, hobi Nabi serta orang shalih, cicipan nikmat surga, terganjar sedekah, serta menjadi sarana kelangsungan generasi.

Tersanjung terus penuh ketika cinta keduanya membuahkan anak. Empat orang. Lucu-lucu, baik-baik, shalih/shalihah. Alhamdulillah, Allah Ta’ala terbukti tidak sempat ingkar janji. Dirinya memberbagi keberkahan terhadap siapa yang menikah sebab-Nya.

Namun terbukti, setan tidak bakal sempat ridha dengan kebaikan yang diperbuat oleh anak Adam. Setan serta bala tentaranya bakal mengerahkan semua performa untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan yang berujug neraka. Maka, mereka pun menyusun makar untuk memisahkan kedua insan yang tengah memadu kasih ini.

Mulanya via jejaring sosial. Si istri terhubung dengan kawan-kawan sekolahnya. Mulai sekolah tingkat menengah sampai kawan-kawan kuliahnya. Sampai, “Mas,” ujarnya sebuahketika, “aku ingin bekerja. Bosan di rumah.” Apalagi, si wanita ini terbukti lulusan sarjana. Pikirnya, mubadzir apabila sarjana hanya di rumah, mengurus anak serta suami.

Mulanya pula, sang suami tidak mengizinkan. Sebagai imam, suami tetap dapat mencukupi keperluan nasib satu istri serta anak-anaknya. Namun, lama-kelamaan, sebab kasihan menonton istrinya bosan di rumah, ia pun memberbagi izin terhadap bidadarinya itu untuk keluar rumah. Bekerja.

Dari sanalah petaka bermula. Kenal tidak sedikit orang. Berjumpa dengan kawan-kawan masa sekolah serta kuliahnya. Tidak jarang berinteraksi dengan lawan tipe atas nama urusan kantor. Sampai…

Sang suami mendapat panggilan via telepon genggamnya. Dari pihak keamanan. Dirinya diminta segera menghadap. Ada urusan amat penting. Walau bingung, sang suami bergegas. Di tengah perjalanan, pikiran serta hatinya sibuk menerka-menerka. Pikirnya, ia tidak sempat melanggar hukum. Semuanya keluarganya juga baik-baik.

Bagai disambar petir di malam gulita, ia menonton istrinya di sebuah aspek penjara. Sosok yang amat dibanggakannya itu menangis. Lalu berlari, seusai dikeluarkan seusai dikeluarkan dari penjara, menghampiri suaminya. Diciumlah kaki sang imam dalam rumah tangganya itu.

Di aspek lain, ia menonton lelaki yang lebih tampan, gagah, serta tinggi dibanding dirinya. Menyesakkan dada. Menyayat hati. Lelaki itu serta istrinya digrebek di sebuah hotel. Entah, apa yang terjadi di kamar penuh laknat itu.

Maka sepulangnya, walau amat berat. Ia mantap jatuhkan cerai. Empat anaknya diasuh oleh sang suami. Pasalnya, seusai setahun masa perceraian, lelaki shalih yang mendapat ujian berat ini mengaku tetap mengingat semua kenangan indah di rumah itu. Kenangan manis bersama pujaan hati yang menjadi cinta pertama.

La haula wa la quwwata illa billah. Na’udzubillah. Si istri bukan wanita sembarangan. Atas didikan suaminya, wanita yang tergelincir ini mempunyai hafalan 56 surat dalam al-Qur’an. Na’udzubillahi minasy-syaithanir-rajiim.(sebarkanlah)

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar