Advertisement
Terdapat
satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa bersumber dari hadis
yang lemah. Kita sering mendengar beberapa masyarakat membaca doa berbuka
berikut:
اللَّهُمَّ
لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allahumma
laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu
“Ya
Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.” Sudah benarkah doa
buka puasa ini...? Untuk itu, marilah kita telaah dari salah satu pertanyaan pembaca
KonsultasiSyariah.com tentang doa buka puasa seperti yang saya kutip di bawah
ini.
Assalamualaiku,
Ustadz
1. Dari Ibnu Abbas, ia berkata : “Nabi shallalllahu ‘alaihi wa
sallamapabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan: Allahumma Laka
Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul
‘Alim.” (artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki dari-Mu
kami berbuka. Ya Allah! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui). (Riwayat Daruqutni di kitab Sunan-nya,
Ibnu Sunni di kitabnya ‘Amal Yaum wa- Lailah No. 473. Thabrani di
kitabnya Mu’jamul Kabir).
2. Dari Anas, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan,
‘Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rezekika Aftartu.” (artinya:
Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rezeki dari-Mu
aku berbuka). (Riwayat Thabrani di kitabnya Mu’jam Shogir, Hal. 189 dan
Mu’jam Auwshath).
3.
Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan:
Allahumma Laka Sumtu wa ‘Alaa Rizqika Aftartu.” (Riwayat Abu Dawud No.
2358, Baihaqi 4:239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni)
Apakah ketiga
doa berbuka di atas berasal dari hadis dhaif? Jika dhaif, doa yang
berdasarkan hadis yang paling kuat apa?
Jawaban
Doa Berbuka Puasa Yang Benar
Wa’alaikumussalam
Doa
berbuka yang benar:
ذَهَبَ
الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ
اللهُ
Dzahaba-zh
Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
“Telah
hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya
Allah.”
Hadis
Selengkapnya
Dari
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ
الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ… »
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca:
“Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357,
Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan
Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh
Al-Albani).
Kapan
Doa Ini Diucapkan?
Umumnya
doa terkait perbuatan tertentu, dibaca sebelum melakukan perbuatan tersebut. Doa
makan, dibaca sebelum makan, doa masuk kamar mandi, dibaca sebelum masuk kamar
mandi, dst. Nah, apakah ketentuan ini juga berlaku untuk doa di
atas?
Dilihat
dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa ini dibaca setelah orang
yang berpuasa itu berbuka. Syiakh Ibnu Utsaimin menegaskan:
لكن
ورد دعاء عن النبي صلى الله عليه وسلم لو صح فإنه يكون بعد الإفطار وهو : ” ذهب
الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله “ فهذا لا يكون إلا بعد
الفطر
“Hanya
saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika doa ini
shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka. Yaitu doa: Dzahaba-zh Zama’u,
Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst. doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai
berbuka.” (Al-Liqa As-Syahri, no. 8, dinukil dari
Islamqa.com)
Keterangan yang sama juga disampaikan dalam Fatawa Syabakah
Islamiyah, no. 7428.
Karena itu, urutan yang tepat untuk doa ketika
berbuka adalah:
1. Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum
(berbuka).
2. Mulai berbuka
3. Membaca doa berbuka:
Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst.
Anjuran
Memperbanyak Doa Ketika Berbuka Puasa
Dari
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda:
ثَلَاثٌ
لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ،
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
“Ada
tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa
sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada
hari kiamat.”
(HR. At-Tirmidzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath
7111.
Syaikh
Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan
gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar
dalam Talkhis Al-Habir, 2:96). Hadis di atas menunjukkan anjuran bagi
orang yang sedang puasa untuk memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka. Sebagian
ulama menegaskan bahwa hadis ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika
berbuka. Karena teks hadis ini bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa
memiliki pelluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan,
sebelum dia berbuka. (I’lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, Hal.
76).
Akan
tetapi disebutkan dalam sunan Tirmidzi, redaksi yang serupa
dinyatakan:
وَالصَّائِمُ
حِينَ يُفْطِرُ
“Orang
yang berpuasa ketika berbuka.” (Sunan At-Tirmidzi 2526).
Makna
tersirat dari hadis menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terakait
dengan kegiatan berbuka. Allahu a’lam.
Keterangan
ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu
‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إن
للصائم عند فطره لدعوة ما ترد
“Sesungguhnya
orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.”
(HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128, dan At-Thayalisi 299 dari
dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): ‘Sanad hadis ini shahih, perawinya
tsiqqah’. Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, Hal. 67 – 68).
Kemudian,
doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai berbuka. Karena ketika
belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan bahkan di puncak puasa,
sehingga dia lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Sementara ketika dia (Dari
Fatwa Islam, no. 14103).
Doa
Apa yang Bisa Dibaca Ketika Hendak Berbuka?
Anda
bisa membaca doa apapun yang Anda inginkan. Baik terkait kehidupan dunia maupun
akhirat. Karena waktu menjelang berbuka adalah waktu yang mustajab. Kemudian,
disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka, sahabat Abdullah bin
Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu, membaca doa tertentu.
Dari
Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar
Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:
اللهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ
لِي
Allahumma
Inni As-Aluka bi Rahmatika Al-Latii Wasi’at Kulla Syai-in An Taghfira
Lii
“Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar
Engkau mengampuniku.” (Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, 3621)
Doa
Berbuka yang Tidak Benar
Terdapat
satu doa berbuka yang tersebar di masyarakat, namun doa bersumber dari hadis
yang lemah. Kita sering mendengar beberapa masyarakat membaca doa berbuka
berikut:
اللَّهُمَّ
لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allahumma
laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu
“Ya
Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”
Status
Sanad Hadis
Doa
dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2358 secara
mursal(tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah.
Sementara Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadis ini
mursal. Dalam ilmu hadis, hadis mursal merupakan hadis dhaif
karena sanad yang terputus.
Doa
di atas dinilai dhaif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Dhaif
Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38. Hadis semacam ini juga
dikeluarkan oleh Ath-Thobroni dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat
perowi dhaif yaitu Daud bin Az-Zibriqon, di adalah seorang perowi matruk.
Al-Hafidz ibnu Hajar mengatakan:
وَإِسْنَادُهُ
ضَعِيفٌ فِيهِ دَاوُد بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، وَهُوَ مَتْرُوكٌ
“Sanad
hadis ini dhaif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqon, dan dia perawi
matruk.” (At-Talkhis Al-Habir, 3:54).
Ada juga yang ditambahi
dengan lafadz:
بِرَحْمَتِكَ
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Dengan
rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling welas asih. Namun sekali lagi, tambahan ini
juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan
sebagai doa berbuka.
Ringkasnya,
bahwa doa terkait bebuka ada dua:
a.
Doa menjelang berbuka. Doa ini dibaca sebelum anda mulai berbuka. Doa ini bebas,
anda bisa membaca doa apapun, untuk kebaikan dunia dan akhirat Anda.
b.
Doa setelah berbuka. Ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam riwayat dari Ibnu Umar. Lafadz
doanya adalah
ذَهَبَ
الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ
اللهُ
Dzahaba-zh
Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Sebagai
muslim yang baik, selayaknya kita cukupkan doa setelah berbuka dengan doa yang
shahih ini, dan tidak memberi tambahan dengan redaksi yang lain. Allahu
a’lam
0 komentar:
Posting Komentar